Selasa, 29 Desember 2015

Tahukah Kamu Dampak Timbal (Pb) Terhadap Kesehatan Kita?

Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain terutama seng dan tembaga.  Timbal disebut juga sebagai timah hitam, banyak digunakan daam industry kabel, batrei, cat ( sebagai warnanya), dalam penyepuhan, dalam pestisida, dan yang paling banyak ditambahkan pada bensin. Laidler (1991) menyatakan didalam bensin timbal ditambahkan dalam bentuk timbal tetra etil (TEL) atau dalam bentuk timbal tetra metal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas keracunan setiap jenis logam berat antara lain: bentuk senyawa dari logam berat itu,ukuran partikel dan beberapa sifat kimia dan fisika lainnya.
Penimbunan zat-zat kimia (Chemical Storage) pada kasus Timbal (Pb) adalah dalam tulang tetapi manifestasinya efek toksiknya/racun akan  terlihat pada jaringan-jaringan lunak (syaraf,ginjal,dan lain-lain). Meskipun jumlah Pb yang diserap tubuh hanya sedikit ternyata logam Pb ini sangat berbahaya. Hal itu disesabkan karena senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun/toksik terhadap berbagai macam fungsi organ. Jumlah Pb diudara mengalami peningkatan sejak dimulainya revolusi industri di Benua Eropa. Asap yang berasal dari cerobong pabrik sampai knalpot kendaraan telah melepas Pb ke udara. Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10% dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan,dan sekitar 30% dari jumlah yang terisap melalui saluran pernapasan akan tinggal di dalam tubuh.
Dampak dari timbal (Pb) sendiri sangat mengerikan bagi manusia, terutama bagi anak-anak. Diantaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelenjensia,merusak fungsi organ tubuh ( seperti ginjal,system syaraf), dan mempengaruhi perkembangan otak serta dapat pula menimbulkan anemia. Sedangkan paparan bahan tercemar timba (Pb) dapat menyebabkan gangguan pada organ sebagai berikut:

  1. Gangguan neurologi( susunan syaraf) 
  2. Gangguan terhadap fungsi ginjal 
  3. Gangguan terhadap sisten reproduksi
  4. Gangguan terhadap system hemopoitik
  5. Gangguan terhadap system syaraf
Paparan timbale (Pb) pada manusia dapat dihindari dengan tindakan pencegahan antara lain:
  • Kebersihan perorangan : misalnya segera mencuci tangan dan mandi setelah berpergian.
  •  Mengikuti penyuluhan di puskesmas terdekat untuk mengetahui dampak Pb pada kesehatan dan lingkungan.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan,kacamata/helm penutup, dan jaket.
  • Teliti dalam memilih sayur dan buah, tidak memakan sayuran atau buah yang ditanam ditepi jalan raya. 
Semoga Bermanfaat...

Yuks Mendaki Gunung Dengan Selamat dan Bertanggung Jawab..

Kegiatan pendakian memang merupakan kegiatan yang menyenangkan dimana kita bisa melatih fisik dan mental kita, kerjasama, kemampuan manajerial, sambil menikmati panorama yang luar biasa indahnya. Memang mendaki gunung memiliki banyak risiko jika anda tidak memiliki persiapan yang matang saat akan melakukan kegiatan mendaki. Beberapa risiko yang sering dialami para pendaki adalah cuaca dingin yang sampai menusuk tulang, rute jalan yang menanjak, cuaca , jalan sesat, dan incaran binatang buas. Oleh karena itu untuk meminimalisir risiko tersebut, para pendaki perlu persiapan yang matang. Apa saja yang harus dipersiapakan untuk mendaki gunung ? Tips Mendaki Gunung Bagi Pemula 1. Perencanaan Pendakian
Tips pertama adalah melakukan perencanaan pendakian yaitu pemilihan lokasi, rute pendakian, kondisi cuaca, jumlah pendaki, jangka waktu, semua itu mempengaruhi pembekalan dan peralatan yang harus dibawa. Dan jangan lupa mendapatkan ijin resmi dari pihak-pihak terkait.
2. Persiapan mental dan fisik
Mempersiapkan mental dan fisik  bisa dikatakan menjadi modal dasar sebelum melakukan pendakian. Untuk mental pastikan anda benar-benar yakin untuk mendaki gunung sehingga tidak ada beban ketika melakukannya. Sedangkan untuk persiapan fisik bisa dengan jogging dan naik turun kursi agar tidak kaget.
3. Penguasaaan medan
Penguasaan medan bertujuan untuk  mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, dengan mengetahui medan perjalanan , maka dapat mempersiapkan logistik dan stamina dengan tepat.
4. Persiapan Perlengkapan dengan Efektif
Perlengkapan disesuaikan dengan lokasi, rute, jangka waktu, jumlah pendaki dan kondisi cuaca. Peralatan yang sangat penting adalah tas pendaki/carrier, sepatu tracking, jaket, jas hujan, matras, sleeping bag, alat penerangan (seperti senter, korek api), tenda, kantong plastik, kompor dan peralatan masak mini, alat komunikasi, tempat air, peralatan survival dan obat-obatan. Cara packing yaitu dengan barang-barang  dibungkus plastik terlebih dahulu (berfungsi sebagai lapisan anti air), barang yang berat ditaruh di atas tujuannya agar beban yang berat berada di pundak  tidak di pinggang agar tidak cepat lelah.
5. Managemen Logistik
Bawalah makanan seperti beras, mie instan, atau kornet yang bisa menjadi menu makan Anda. Biskuit.  Selain itu bahan makanan yang direkomendasikan untuk dibawa yaitu : Selai kacang atau kacang-kacangan, Keju terutama keju asli seperti edam cheese, Protein bar atau snack bar tinggi lemak dan tidak terlalu tinggi gula (snickers bar, dark chocolate), Cracker, rice cake, biskuit, Dried fruit (buah kering). Makanan kaleng yang gampang dibuka tanpa menggunakan alat, seperti madu, minuman jahe bubuk instan.
6. Izin dan melapor ke pos pendakian
Biasanya, beberapa gunung memiliki tempat perizinan yang mengharuskan para pendaki mengisi data diri dan lama perjalanan. Jangan acuhkan tempat tersebut, karena para petugas di sanalah yang nantinya akan membantu Anda.
7. Berdoa dan bertindak sopan
Biasakan, untuk berdoa terlebih dulu sebelum memulai pendakian gunung. Mintalah bantuan dan pertolongan kepada Tuhan agar menjaga Anda selama perjalanan. Saat mendaki, ingatkan diri sendiri dan sesama teman untuk tetap bertindak sopan. Usahakanlah satu tim Anda untuk tidak terlalu bertingkah berlebihan atau berbicara yang kasar. Selain itu kita juga harus menaati peraturan yang berlaku dikawasan pendakian.
8. Tidak merusak alam
Menikmati keindahan alam tanpa merusak atau menyakiti alam tentu akan semakin indah. Karena itu selama pendakian hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak keindahan dan keseimbangan alam seperti melakukan aksi coret-coret ,merusak tumbuhan , menangkap hewan, memetik bunga (seperti edelweiss), membuang sampah terutama sampah plastik yang dihasilkan selama pendakian hendaknya dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibawa turun. Tips ini sesuai dengan semboyan yang biasanya dipegang oleh pencinta alam:  jangan pernah meninggalkan apapun di gunung kecuali tapak kaki dan kenangan. Jika selesai menyalakan api unggun, matikan hingga betul-betul padam termasuk bara apinya dengan menyiram air atau menutupnya dengan tanah. Juga ketika membuang putung rokok, matikan dulu bara apinya. Ini untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan.

Harapan bagi para pendaki gunung adalah terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersesat ataupun terkena hipotermia. Karena pada prinsipnya, sebuah pendakian gunung bukanlah sekedar untuk mencapai puncak gunung saja, namun juga harus mampu kembali pulang. Hal lain yang perlu kita ingat dalam melakukan pendakian adalah 3 prinsip yaitu “Take nothing but picture, leave nothing but footprint, kill nothing but time” (Tidak mengambil sesuatu kecuali foto, tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak kaki, tidak membunuh sesuatu kecuali waktu). Ini adalah prinsip agar pendaki gunung selalu menjaga keharmonisan dan kelestarian alam.

Benar dan Salah, dari Konkret menuju ke Abstrak..



Pertumbuhan seseorang mulai dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa memiliki fase berbeda di setiap perkembangannya. Masing-masing fase membutuhkan cara pengajaran dan penanaman nilai yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan perkembangan dan kemampuan anak pada masing-masing fase. Sehingga perlu cara yang tepat untuk memberikan penanaman nilai pada anak di masing-masing fasenya. Tetapi hendaknya, kita mengetahui terlebih dahulu tingkat kemampuan anak dalam memahami hal-hal konkret serta hal-hal abstrak untuk menanamkan nilai secara sempurna pada masing-masing anak.
Ketika masa balita, seorang anak memasuki gold age atau masa keemasan dimana dia akan tumbuh dan berkembang secara maksimal dalam fase ini sehingga penanaman nilai hendaknya melalui teladan dan kebiasaan. Tak perlu ada perintah dan larangan karena sejatinya pertumbuhan mereka akan berkembang secara optinal tanpa adanya intervensi apapun dari faktor eksternal. Sehingga pada fase ini benar atau salah hendaknya diabaikan dalam evaluasi setiap perilaku anak, tetapi hal yang benar justru harus senantiasa dicontohkan agar kelak menjadi kebiasaan bagi anak.
Memasuki masa selanjutnya masa kanak-kanak, dimana masa ini anak akan senang untuk bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, maka hal yang seharusnya dilakukan adalah memberikan pemahaman akan hal yang benar dan hal yang salah dalam ukuran norma masyarakat. Orang tua harus memiliki ketegasan untuk menjelaskan dan memberikan bukti nyata tentang tatanan norma, agar anak mampu memahami kaidah kehidupan bermasyarakat sejak dini. Artinya anak akan memiliki pegangan yang tegas dalam bertindak, tanpa takut terjerumus pada hal-hal yang negatif.
Memasuki masa remaja, anak akan tumbuh dan semakin tertarik dengan banyak hal baru. Pada fase ini, anak akan mencari-cari alasan mengenai hal-hal yang dilarang dan diperintah. Meski belum mampu berfikir panjang tetapi anak akan memutuskan banyak hal sesuai dengan kemampuan berfikirnya. Ada baiknya orang tua menjelaskan alasan-alasan yang ada dibalik sesuatu itu dilarang ataupun diperintah. Setidaknya, anak memperoleh pemahaman sebelum memutuskan sesuatu yang menurutnya benar.
Lebih lanjut memasuki fase selanjutnya, anak akan memasuki masa dewasa atau masa dimana perjuangan nyata akan dimulai. Fase ini akan menjadi fase pengukur sejauh mana anak memahami akan sesuatu yang benar dan sesuatu yang salah serta sejauh mana ia telah mampu menerapkannya. Ketika memasuki masa ini seseorang seharusnya telah mampu mengetahui hikmah atau pesan dibalik hal yang benar dan hal yang salah, dengan begitu kebenaran yang abstrak dapat ia pahami dan secara nyata tercermin dalam tingkah lakunya.

Kamis, 17 Desember 2015

TRI SATYA

Jika Islam memiliki dua kalimat Syahadat, maka, Pramuka memiliki Tri Satya.
Tri Satya bukanlah pembanding dari dua kalimat syahadat, melainkan sangat jauh dibawahnya. Tri Satya adalah tiga janji suci yang bukan hanya ada di lisan seorang pramuka, tetapi juga ada di kesehariannya. Tri Satya merupakan salah satu kode kehormatan pramuka yang harus dipegang teguh dan dijalankan. Dengan Tri Satya seorang pramuka menjadi terhormat, tentunya dengan pengamalannya di dalam kehidupan.
Bunyi Tri Satya :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat
3. Menepati Dasa Dharma