![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1txwCLoeRCX-WaRc1bkUtNLEL8xu15Jyqze1fBryFgWGjRtY4PHD2AyMkdIre91bp0M2jndNNwE0Jjzt_cth4CQBFTqaJw5NHJqOK-MeYk6va_7CNfFQCRdNSfaL8zhXidrgrnTl8ZPw/s320/bayi.jpg)
Ketika masa balita, seorang anak memasuki gold age atau masa
keemasan dimana dia akan tumbuh dan berkembang secara maksimal dalam fase ini
sehingga penanaman nilai hendaknya melalui teladan dan kebiasaan. Tak perlu ada
perintah dan larangan karena sejatinya pertumbuhan mereka akan berkembang
secara optinal tanpa adanya intervensi apapun dari faktor eksternal. Sehingga
pada fase ini benar atau salah hendaknya diabaikan dalam evaluasi setiap
perilaku anak, tetapi hal yang benar justru harus senantiasa dicontohkan agar
kelak menjadi kebiasaan bagi anak.
Memasuki masa selanjutnya masa kanak-kanak, dimana masa ini anak
akan senang untuk bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, maka
hal yang seharusnya dilakukan adalah memberikan pemahaman akan hal yang benar
dan hal yang salah dalam ukuran norma masyarakat. Orang tua harus memiliki
ketegasan untuk menjelaskan dan memberikan bukti nyata tentang tatanan norma,
agar anak mampu memahami kaidah kehidupan bermasyarakat sejak dini. Artinya anak
akan memiliki pegangan yang tegas dalam bertindak, tanpa takut terjerumus pada
hal-hal yang negatif.
Memasuki masa remaja, anak akan tumbuh dan semakin tertarik dengan
banyak hal baru. Pada fase ini, anak akan mencari-cari alasan mengenai hal-hal
yang dilarang dan diperintah. Meski belum mampu berfikir panjang tetapi anak
akan memutuskan banyak hal sesuai dengan kemampuan berfikirnya. Ada baiknya
orang tua menjelaskan alasan-alasan yang ada dibalik sesuatu itu dilarang
ataupun diperintah. Setidaknya, anak memperoleh pemahaman sebelum memutuskan
sesuatu yang menurutnya benar.
Lebih lanjut memasuki fase selanjutnya, anak akan memasuki masa
dewasa atau masa dimana perjuangan nyata akan dimulai. Fase ini akan menjadi
fase pengukur sejauh mana anak memahami akan sesuatu yang benar dan sesuatu
yang salah serta sejauh mana ia telah mampu menerapkannya. Ketika memasuki masa
ini seseorang seharusnya telah mampu mengetahui hikmah atau pesan dibalik hal
yang benar dan hal yang salah, dengan begitu kebenaran yang abstrak dapat ia
pahami dan secara nyata tercermin dalam tingkah lakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar